Selamat datang di Kawasan Penyair Jawa Timur Terima kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 09 November 2008

Fahmi Faqih


Fahmi Faqih

Dilahirkan di Banjarmasin pada 26 November. Menulis puisi, esei, dan catatan reportase. Sebagian tulisannya dipublikasin di Harian Surabaya Post, GONG, Pikiran Rakyat, Imajio, Tabloid Pilar, serta di media online seperti www.kabarindonesia.com, utamanya di cyberpunk www.cybersastra.net. Juga ada terhimpun dalam antologi bersama seperti: Antologi Malam Sastra Surabaya 2005 dan 20007, Antologi Penyair Mutakhir Jawa Timur dll.

Sekarang bekerja dan tinggal di Surabaya.

Puisi-Puisinya antara lain :

Zakaria

Hanya sekeluh aduh terucap dari bibirmu
Ketika ratusan kampak Majusi
Mencincang-cerancang pohon itu

Tapi bukan karena sekeluh aduh
Bumi goncang
Langit menggemakan firman

“Zakaria! Itu kata hanya pantas keluar
Dari mulut berhati sumbing. Jahitlah ia
Atau nubuat ini kutarik kembali”

Kau yang akhirnya mengerti
Memilih diam bersama gugur daun-daun
Yang bernyanyi

Dalam cinta
Tak ada beda mawar dan duri

2005

Januari

Dan aku pun pulang
Menuju rumah
Yang hanyut pada kelender

Tanggal demi tanggal
Bertanda lingkaran hitam

Air di sini
Menjelma kuburan

2006

Bohemia

Aku ada di sini entah mengapa
Seperti setiap perjalanan yang usai kulalui
Yang selalu saja tak punya alasan tepat
Untuk kusodorkan padamu –
Seperti udara yang senantiasa kuhirup
Namun selalu gagal untuk kulukiskan

Aku ada di sini entah mengapa
Tapi tolong beri aku kesempatan, sekali saja –
Setidaknya sampai aku punya alasan tepat
Kenapa aku selalu berpindah kota
Sampai kulukiskan udara itu

2006

Di Surabaya
- untuk TS

Di Suarabaya
Kita pun berjanji
Selepas riuh senda Kya-kya*
Kesedihan tak ada lagi
Biarkan membubung bersama asap dupa
Setelah Ampel** kita ziarahi

Di Surabaya
Kita pun menyadari
Kelak
Salahsatu dari kita

: pergi ke balik sunyi

2005
---------------------------------
*) Kya-kya: Tempat makan di sepanjang Jalan Kembang Jepun yang hanya buka malam hari. Dulu bernama Pecinan.
**) Ampel: Kawasan tua, tempat penziarahan di mana Sayyid Ahmad Rahmatullah Sunan Ampel – salahsatu dari Walisongo – dimakamkan


Alun-Alun Selatan 4 Oktober 2006
- Kepada Arahmaiani

Hari itu
Langit menghantarkan sore penuh debar
Bergemuruh di dadaku
Bergedup di dadamu

“Siapakah yang sanggup menahan ketukan rindu
Di pintu hati yang lama beku?”

Kau telah menghindari jalan ini ribuan kali
Dan aku sengaja menyesatkan diri
Ke balik malam dan mimpi

Tapi hari itu
Di sore yang penuh debar itu
Airmata
Sanggup melubangi batu!

Tidak ada komentar: